[Trip] The Mountain Trip

"Baiklah semuanya, sudah siap?" tanya Yuuko semangat di lapangan upacara. Hari ini adalah hari pertama darmawisata ke Gunung! Menyenangkan, bukan? Semuanya sudah memakai baju dingin untuk menahan hawa dingin di Gunung. "Saya akan bacakan ketua regu... Kelompok Merah! Sayaka Takahashi. Kelompok Hijau! Risa Suzumura. Kelompok Biru! Minako Satonaka. Kelompok Kuning! Chie Shiroyama. Kelompok Ungu! Daichi Hanehara. Pembagian kamar kalau sudah sampai nanti."

"Selain itu, akan ada pembimbing regu. Kelompok Merah, Subaru Sumeragi. Kelompok Hijau, Seishirou Sakurazuka. Kelompok Biru, Fuuma Monou. Kelompok Kuning, Fai D. Fluorite. Kelompok Ungu, Kurogane. Kalian ikuti pembimbing ke bus kalian masing-masing ya!~" tambah Yuuko.

"Ayo semua, kita ke bus regu Hijau." ujar Seishirou senyum.

"Iya, Sensei..." Risa pun menarik kopernya.

"Oi! Ayo ke bus!" seru Kurogane.

"Oke, Sensei... Ayo semuanya!" Daichi pun membawa ransel dan tasnya.

"Ayo semuanya, kita ke bus~" ucap Fai funny ke arah bus. Aoi pun mengikutinya. "Chie-san, ayo!"

Sambil tergopoh-gopoh membawa koper Aoi juga membawa tasnya ke dalam bus.

"Kita ke bus regu merah..." ucap Subaru menuju bus.

"Oi, Oi..." panggil Sayaka sambil menarik kopernya menuju bus.

Yang lain sih mengikuti Sayaka, mengapa? Sayaka masih saja pake acara bawa pedang segala walau ini TRIP, acara untuk bersenang-senang

"Tunggu, Aoi-chan..." kata Chie sambil membawa buku sketsanya. "Oke!"

Chie mengikuti Aoi dan Fai ke bus, kemudian mengambil tempat duduk paling depan bersebelahan dengan Aoi tentunya. "Sensei? Berapa lama perjalanannya?"

"Kira-kira 3 jam." jelas Fai senyum innocent.

"Oh..." Chie cengok melihat senyum innocent Fai.

"Ah, Subaru-sensei, Sayaka-san... Tunggu!" kata Haru sambil membawa ransel dan tas cellonya.

"Kamu repot amat, sini Sensei bantu saja." Subaru pun mengambil tas cello Haru dan ditaruhnya di bagasi.

"Terima kasih..." Haru pun naik ke dalam bus, mengambil tempat duduk di sebelah Syaoran. "Hai, Syaoran-san."

"Halo, Haru-san."

"Daichi~ Tunggu!" ujar Youko berjalan kayak putri takut kena kotoran. "Alah..."

"Hoi, Natsume. Nanti ditinggal, jadi kamu cepat!" seru Kurogane galak.

"Santai dong Sensei..." desah Youko terpaksa berjalan cepat ke arah bus, lalu menaruh barang-barangnya di bagasi.

Sayaka yang sudah masuk kedalam bus memilih tempat duduk yang agak didepan.

"Subaru-sensei... berapa jam sampai kesana?" tanya Sayaka memainkan pedangnya.

"Sekitar 3 Jam, dan Takahashi... hentikan permainan pedangmu... orang jadi ngeri" jawab Subaru.

"I...iya, Sayaka-chan sebaiknya pedangnya jangan diputar-putar..." Miku ngeri kena pedang, lagipula duduknya dekat dengan Sayaka.

"Gomen" ucap Sayaka.

"Risa-san.. Kira-kira berapa jam perjalanan ke tujuan?" tanya Sojiro sedang malas.

"Maaf kalau aku menjawab, tapi 3 jam." jelas Syaoron nyambar.

"Oh... Tidak apa-apa." Sojiro pun duduk di sebelah Syaoron, sementara dia melihat Risa duduk di sebelah Rin.

"Hah... Masa' 3 jam... Pantatku bisa sakit kalau begini..." keluh Aoi. Dia menyempatkan dirinya untuk meramal.

"Hei, ngapain meramal?" tanya Dell yang duduk di belakang Aoi.

"Takut ada apa-apa, Dell-san," Aoi kaget saat meramal. "Gawat..."

"Kenapa?" tanya Fai heran.

"Sepertinya kita akan mengalami masalah dalam perjalanan... Kusarankan anak Power melindungi kita."

"Oke, aku telepon Subaru dulu ya... Dia kan pemimpin guru pembimbing." Fai pun mengambil HPnya dan menelepon. "Sub, anak dari kelompokku meramal, katanya ada masalah nanti. Kamu telepon yang lain ya."

Subaru yang mendengar itu terlonjak kaget dan langsung menelfon yang lain.

"Kurogane, anak dari kelompok Fai meramal, katanya bakal ada bahaya, suruh anak power jaga-jaga" ucap Subaru lalu menutup ponselnya.

"Kata salah satu anggota kelompok Fai, akan ada bahaya, Sayaka, Syaoran, siapkan pedang" perintah Subaru kepada Sayaka dan Syaoran yang merupakan jurusan power.

"Oke Sensei~" Sayaka mengeluarkan pedangnya dan memainkannya kembali.

"Astaga... Sayaka-chan, jangan dimainkan lagi!" pekik Miku panik.

Kurogane kaget, tapi merasa tertantang. "Bencana nantang ya... Oke, nelpon Seishirou dulu." Kurogane mengambil HPnya. "Sei, anak dari kelompok Fai ada yang meramal kalau ada bahaya nanti, suruh anak Power berjaga."

"Oke." Seishirou pun menutup teleponnya. "Semuanya, akan ada bahaya menurut ramalan anak dari kelompok Fai. Risa, tolong siapkan kekkai dan shikigami kalau ada apa-apa. Sojiro, siapkan panahmu. Syaoron, jangan lupa pedangmu. Rin, kamu nanti diam saja, nanti mereka bertiga lindungi."

"Baiklah. Byakurou!" Risa pun memanggil Shikigaminya.

Syaoron mengambil pedang Hi'ennya. "Oke, aku siap."

"Oi... Oi~ Jangan-jangan sebentar lagi bahaya muncul~" kata Sayaka.

"Kenapa bisa yakin?" tanya Subaru yang baru saja memasang kekkai.

"Ini kan daerah rawan hantu sensei~" jawab Sayaka tenang.

"Serius?" tanya Subaru, Sayaka mengangguk.

"Telpon Kurogane dulu!" Subaru mengambil ponselnya "Kurogane... ada yang tau gak di kelompokmu daerah rawan? Kata anak kelompokku disini daerah rawan" ucap Subaru.

"Hah? Entah... Kau harusnya tanya si Sei... Kan ada Onmyouji tuh? Sei sama si Suzumura." kata Kurogane.

Subaru menutup ponselnya. GLEK! "Apa tidak apa-apa ya? Aku menelpon Seishirou? Ah sudahlah... orangnya juga gaada" pikir Subaru lalu menelpon Seishirou.

"Sei, ini daerah rawan hantu bukan sih?" tanya Subaru to the point.

"Subaru-kun~ Iya kok~ Ini daerah rawan" jawab Seishirou.

"Anggotaku bilang ini tempat rawan, tanya Suzumura..." balas Subaru.

"Oke. Risa, apakah tempat ini daerah rawan?" tanya Seishirou santai ke arah muridnya itu.

"Hah? Sangat... Tekanan roh disini sangat kuat, bahkan di luar sana ada bayangan-bayangan...." kata Risa menatap keluar.

"Hoeee"! seru Rin takut berlindung di balik Risa.

"Wah, katanya rawan sekali."

"Terimakasih" tanpa basa-basi Subaru langsung menutup ponselnya.

"Disini daerah rawan... sangat..." kata Subaru memperingatkan.

"Ha...hantu..." ucap Miku takut.

"Sensei~ Hantunya dideteksi saja, kan ada alatnya~ Sensei kan juga onmyouji" usul Sayaka.

Subaru langsung mendeteksi roh-roh "Disini... banyak roh..." gumam Subaru.

GLEK. Syaoron mulai gemetar. "Kok berat ya?"

"Syaoron! Awas!" seru Risa. Langsung saja Byakurou menyerang roh yang mau menyerang Syaoron. "Sesuai dengan yang kuduga... Mereka niat menganggu kita..."

"Untung saja! Sensei, telepon Subaru-sensei!" seru Syaoron.

"Oke. Subby... Syaoron Li sudah terserang setan, untung Risa menyelamatkannya... Hati-hati ya." kata Seishirou menelepon Subaru.

"Baiklah..." Subaru menutup ponselnya "Syaoron Li baru saja diserang... hati-hati, kita bisa saja diserang..." ucap Subaru.

Tiba-tiba setan menyerang Miku "Kyaaaa!!!!!!!" jerit Miku.

"Awas!!!" seru Sayaka menebas setan itu, untungnya dia duduk cukup dekat dengan Miku.

"A..arigatto, Sayaka-chan" ucap Miku masih dalam keadaan shock.

Subaru langsung menelpon Kurogane "Kuro, jaga-jaga... Syaoron Li dan Hatsune Miku sudah diserang setan" ucap Subaru.

"Setan yang datang makin banyak..." kata Syaoran bersiap "Sebaiknya kalian berlindung di dekat kami..." lanjut Sayaka.

Daichi kaget melihat Kotori diserang oleh setan. "Monou!" seru Daichi menebas roh yang menganggu Kotori. "Tidak apa-apa?"

"Ah, aku tidak apa-apa..." ucap Kotori.

'Sensei, bagaimana ini?" tanya Daichi.

"Tenang, kita basmi saja mereka. Toh Hatsune dan Li sudah terserang juga..."

Sayaka menebas setan-setan bersama Li.

"Dasar!" Sayaka menebas setan yang berada didepannya, Syaoran juga menebas setan, sayangnya mereka tak menyadari setan yang menyerang dari atas.

"Shikigami!" seru Subaru membasmi setan yang ada menyerang.

"Fuh... untung saja" Sayaka menghela nafas lega, karena terlalu serius menyerang yang ada disekitarnya ia jadi lengah.

"Iya..." kata Syaoran yang juga lengah.

"Jumlah setannya... membludak seketika" gumam Subaru.

"Tak kusangka... Bencananya lebih parah daripada yang kubayangkan..." ucap Risa.

"Maksudnya?" tanya Syaoron.

"Kupikir pasti ada sumber dari ini semua," Risa pun melirik sekitarnya. "Kita harus mencarinya."

"Oke."

"Kalian sudah menemukan penyebabnya?" tanya Seishirou.

"Ya, Sensei..." jawab Risa dan Syaoron bersamaan.

"Shikigami!" seru Subaru.

"Ini setan gak ada habis-habisnya! Pasti ada pengendalinya, atau sebab!" Sayaka terus menebas roh.

"Kalian sudah menemukan sumbernya?" tanya Seishirou.

"Sensei mending ikut bantuin, kalau ga kita ga bakal berdarmawisata dengan senang..." ujar Risa.

"Oke!" Seishirou pun akhinrya membantu Risa dan Syaoron. "Kupikir... Ini jebakan..."

"Maksud?" tanya Syaoron heran.

'HALOOOO!" Tiba-tiba suara Yuuko menggelegar di speaker setiap bus. Semua orang kaget.

'Buset..." desah Kurogane menutup kupingnya.

"Kaget ada setan? Well... Kalian itu... TERTIPU! Ini hanya tes seberapa waspada kalian!"

"What the..." Risa cengok mendengarnya.

"Baiklah, tadi itu cuma ilusi yang dibuat olehku saja~"

"SIALAN!" ujar Subaru kecewa.

"HELL!!!!" seru Sayaka, yang kesel.

"Pantes tadi aku gak tau ini daerah rawan!" pekik Subaru "Lagipula Takahashi, darimana kamu tau? Kan bukan onmyouji" tanya Subaru.

"Pedangku fungsi utamanya menebas roh, jadi kayak ada reaksi gitu tadi..." jawab Sayaka, masih kesal.

"Hah... Sudah kuduga..." kata Seishirou senyam-senyum.

"Sensei tahu?" tanya Risa.

"Iya dong~" Risa, Syaoron dan Rin tertancap pisau. Oh god...

Akhirnya bus-bus rombongan Vocatsuba Academy sampai di tempat tujuan! Yuuko pun mengumumkan kamar-kamarnya, kemudian memberi waktu 30 menit untuk beristirahat. "Nanti berkumpul di depan bungalow!"

Risa kebetulan sekamar dengan Tsukasa. "Tsukasa, ayo~"